Rabu, 03 Juli 2013

Motivasi Berdasarkan perspektif


Motivasi Berdasarkan perspektif

Oleh :
Kelas Genap

Carla Marsha (121301108)
Dika Lestari (121301022)
Lucy Gabriella (121301048)
Riska Andani Simargolang (121301012)



Universitas Sumatera Utara
Fakultas Psikologi
2013



Perspektif tentang Motivasi

Santrock (2008) menjelaskan motivasi berdasarkan 4 perspektif, yaitu :
1.      Perspektif Behavioral :
Ini menekankan pada slimuli eksternal dimana stimuli ini disebut dengan insensif, insentif adalah peristiwa atau stimuli baik positif maupun negatif yang dapat memotivasi prilaku. Insentif ini bisa berbentuk pemberian imbalan (reward) dan hukuman (punishment). Tujuan adanya insentif ini adalah untuk menambah minat pada semangat anak untuk mencapai tujuannya, mengarahkan perhatian pada prilaku yang tepat dan menjauhkan dari prilaku yang tidak tepat.
Contoh :
 Zane mendapatkan nilai baik di sekolah, dalam upaya sebagai ganjaran, gurupun melakukan insentif dikelas antara lain mengumumkan namanya sebagai siswi dengan nilai terbaik dan zanepun merasa termotivasi dengan hal itu.


2.      Perspektif Humanistik
perspektif ini sangat erat hubungannya pada pandangan maslow bahwa kebtuhan dasar tertentu  menekankan kapasitas seseorang/kemampuan individu dalam mengembangkan kepribadiannya, seperti kebebasan untuk memilih jalan hidupnya sendiri.
Didalam pandangan maslow, kebutuhan tertinggi adalah akutualisasi diri, aktualisas yang dimaksud tadi adalah motivasi untuk mengembangkan potensi diri secara penuh sebgai manusia dan membuktikan eksistensinya.

 Contoh :
Seoang siswa yang kebutuhan akan kognitifnya sudah terpenuhi tentu nantinya akan membutuhkan harga diri dan pengakuan dari orang lain. Menurut maslow akan sangat jarang orang yang memikirkan kebutuhannya akan harga diri bila kebutuhan fisiologisnya tidak terpenuhi.



3.      Perspektif kognitif
Perspektif ini menekankan pada pembelajan dan persepsi dirinya yang menyebabkan motivasi internal atau motivasi yang berasal dari diri sendiri. Pandangan ini juga mengusulkan motivasi kompetensi yaitu dorongan untuk menguasai lingkungan tempat mereka berada dan memproses informasi secara efisien.

Contoh :
Seorang anak yang memilikipandanga yang luas akan sebuah kesuksesan dari pandangan tersebut sianak akhirnya ia memiliki dorongan yang kuat atau motivasi untuk mencapai kesuksesan yang ia idamkan.

4.      Perspektif sosial
Perspektif ini mengenalkan yang dinamakan dengan kebutuhan afiliasi yaitu merupakan motif untuk berhubungan orang lain secara aman.

Contoh :

Seorang anak memilih berteman dengan orang yang lebih baik dari dia sehingga dia pun memiliki motivasi agar sama atau setara baiknya dengan temannya tersebut. 

Independent t-test

TUGAS STATISTIKA
ARTIKEL INDEPENDENT T-TEST

Disusun Oleh:
Carla Marsha                    121301108
Dika Lestari                      121301022
Maulidya Khairiyah          121301026
Mhd. Anggy Fajar Purba    121301104
Nurilan Nova Harahap      121301004
Riska Andani Simargolang 121301012


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
T.A. 2012
T-test merupakan salah satu teknik statistik yang digunakan untuk membandingkan mean antara dua kelompok data.
Ø Independent t-test
Merupakan dua mean (data) yang diperbandingkan berasal dari dua kelompok partisipan yang berbeda.
Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan. Jika ada perbedaan, rata-rata manakah yang lebih tinggi. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau rasio.  Ini sama halnya dengan between-subjects tests yang membandingkan mean dari dua sample untuk menentukan apakah meannya berbeda secara signifikan. Yang mana masing-masing sample-nya diberikan kasus/kondisi yang berbeda dan komposisi satu sample tidak dipengaruhi oleh komposisi sample lainnya.

Ø Contoh Soal Independent t-test
Seorang guru dalam penelitiannya ingin mengetahui apakah ada pengaruh metode pembelajaran (ceramah dan presentasi) terhadap  nilai ujian sejarah antara kelas A dan kelas B di SMA N 19. Penelitian dengan menggunakan sampel sebanyak 10 responden yang diambil dari kelas A dan kelas B. Data-data yang didapat sebagai berikut:
                        Tabel. Tabulasi Data (Data Fiktif)
Nilai
No
Kelas A
KelasB
1
          72
66
2
88
78
3
91
54
4
65
94
5
74
82

Penyelesaian
                          
 






                                                                                              
ü  Hasil Hitung Manual
Nilai




No
Kelas A
KelasB
XA-X
XB-X
(XA-X)2
(XB-X) 2
1
        72
66
-6
-8,8
36
77,44
2
88
78
10
3,2
100
10,24
3
91
54
13
-20,8
169
432,64
4
65
94
-13
19,2
169
368,64
5
74
82
-4
7,2
16
51,84
XA= 78
XB= 74,8
∑=0
∑=0
A=490
B=940,8


















ü  Hasil SPSS

Group Statistics

Kelas
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Ujian
Kelas A
5
78.00
11.068
4.950
Kelas B
5
74.80
15.336
6.859
Independent Samples Test


Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means




95% Confidence Interval of the Difference


F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
Lower
Upper
Ujian
Equal variances assumed
.455
.519
.378
8
.715
3.200
8.458
-16.304
22.704
Equal variances not assumed


.378
7.278
.716
3.200
8.458
-16.647
23.047






Kesimpulan :
ü Langkah-langkah Pengujian :
·      Hipotesis-nya
Ho : Tidak ada pengaruh metode pembelajaran (ceramah dan presentasi) terhadap  nilai ujian sejarah antara kelas A dan kelas B di SMA N 19.
Ha : Ada pengaruh metode pembelajaran (ceramah dan presentasi) terhadap  nilai ujian sejarah antara kelas A dan kelas B di SMA N 19.
·      Menentukan tingkat signifikansi
Kita mempergunakan signifikansi 5% atau 0,05 karena merupakan ukuran standar yang kerap digunakan dalam penelitian.
·      Menentukan t hitung
Dari hasi kita dapati nilai t hitung = 0,423
·      Menentukian t tabel
Karena uji dua sisi maka α = 5% : 2 =2,5% dengan derajat kebebasannya (df) = n-2 atau 5-2=3.  Dengan pengujian 2 sisi didapati t tabel = 3,182
·      Kriteria pengujian
Ho diterima jika t tabel < t hitung < t tabel
Ho ditolak jika t hitung < t tabel atau t hitung > t tabel
Probabilitas: Ho diterima jika P value > 0.05
                        Ho ditolak jika P value < 0,05
·      Membandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas
Nilai t hitung < t tabel (0.423<3,182) dan P value (0,715>0,05) maka Ho diterima.
·      Kesimpulan
Karena nilai t hitung < t tabel (0.423<3,182) dan P value (0,715>0,05) maka Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh metode pembelajaran (ceramah dan presentasi) terhadap  nilai ujian sejarah antara kelas A dan kelas B di SMA N 19.